Latih Dirimu Bagian 1 | Tentang Diri



Halo Oktober dalam blog!

Agar kamu lebih bermakna, biarkan tuan rumahmu mengisimu dengan beberapa tantangan. 

Tantangan ini datang dari  story WhatsApp seorang teman. Berbicara tentang konsistensi menulis, ini bukan tantangan yang baru sih, namun tidak salah untuk mencobanya (lagi). Aturan mainnya, ada 30 topik untuk 30 hari yang sudah ditentukan sebelumnya. Dan semua tulisan tersebut akan aku unggah pada halaman blog-ku setiap hari. Seharusnya sih mulai 1 Oktober, tetapi baru aku mulai di pekan kedua Oktober 2020 dengan beberapa pertimbangan. Salah satunya terkait persiapanku menghadapi sidang akhir. 

Oke, cukup pembukaannya. Sekarang Rosi mulai untuk tantangan hari pertama. Mendeskripsikan diri sendiri. Hm, mari kita mulai.

Sejujurnya aku cukup narsis jika bicara tentang diri sendiri. Bagiku, menceritakan diri sendiri adalah bentuk usaha mengenal diri. Baik pencapaianku, maupun keteledoranku. Jika mengacu pada hasil tes kepribadian MBTI, aku adalah tipe manusia ENFP- A/T Campaigner. Dari sini sudah bisa ditebak di mana letak nyamanku. Aku kurang suka bergantung pada orang lain dan diatur orang lain, itulah mengapa bepergian atau melakukan sesuatu seorang diri bukan hal yang sulit untukku. Bisa dikatakan aku lebih nyaman dengan diri sendiri, atau mungkin hanya pergi dengan dua hingga tiga orang saja. Tapi, kok ekstrovert ya? Sebab aku cukup mudah bersosialisasi, mungkin.

Aku melihat diriku sebagai manusia paling netral yang tidak punya dominasi apapun. Jika ada, itupun hanya selisih sedikit. Inilah mengapa aku menjadi terkesan kurang berciri khas. Di tempat sepi ok, di tempat ramai ayo. Aku bergaul dengan teman-teman tipe A ok, dengan tipe B pun tidak masalah. Begitu netralnya aku, hingga sikap plin-plan sering muncul ketika aku akan menentukan pilihan. Lama dan banyak pertimbangan. Inilah mengapa aku perlu teman yang tegas dan bisa menuntunku. Teman hidup, eh. Teman apapun juga sih.

Siapa yang mengenalku lalu menilaiku sebagai orang yang suka sekali membaca dan jatuh hati pada buku? kenyataannya tidak begitu. Aku sama dengan kalian yang masih suka ngantuk ketika baca buku. Aku sama seperti kalian yang lebih betah scroll media sosial daripada bolak-balik lembaran buku. Lebih tepat jika dikatakan, aku tertarik pada sebuah cerita. Baik mendengarkan, bercerita, maupun membaca. Di masa kecil, ayah sering membelikanku buku cerita, dari situlah kebiasaan betah bacaku mulai. Pada masa kecilku pun belum ada podcast dan youtube, hwehe. Jadi, selain tayangan kartun di TV ya buku cerita hiburanku. 

Oh iya, aku mudah kagum dengan orang-orang yang aku kenal; mudah tertarik dengan orang-orang pemberi inspirasi, bahkan untuk hal sederhana, sesederhana murah senyum terhadap sesama. Apalagi dengan orang-orang yang bisa memberikan pengaruh kepada sekitar. Pokoknya, ketika aku sudah kagum dengan seseorang, siapapun dia, pasti dia memberi kesan tersendiri di mataku.

Apalagi ya. Wkwk. Aku penikmat keseimbangan. Maksudnya gini, aku tidak bisa benar-benar tidak melakukan apapun, tapi aku juga bakal tertekan jika terlalu banyak urusan di kepala. Ribet pokoknya, sifat labilku juga muncul karena ini--karena semua ingin seimbang. Hahaha. Kadangkala aku gemas dengan sikap labilku yang lumayan sulit terkontrol.

Udah ah, makin panjang bakal makin dalam. 

Jelasnya aku adalah Rosi yang ingin terus bertumbuh menuju utuh dan berfungsi dengan caraku. Terima kasih untukmu yang telah sudi mengenalku. Sampai jumpa pada ceritaku berikutnya. 

Komentar