Episode 1 | Ini Tentangmu

SEBUAH PERKENALAN

Episode adalah catatan usangku yang terhitung sejak aku mengagumi salah satu ciptaan Tuhan. Aku memilih mengarsipkannya di blog ini, agar suatu ketika ada ingatan yang terawat secara baik dan rapi tanpa perlu disesali bahkan sia-sia untuk ditangisi. Semoga segala maksud baik diterima baik pula oleh bumi dan segala keegoisan penghuninya. Mungkin hanya akan ada 5 episode jika setelah ini kau memilih pergi dan merelakanku menutup catatan ini dengan jabat tangan dan ucapan semangat untukku yang sedang menuntaskan tugas akhir masa kuliah malam itu. Tidak mengapa, itu sudah cukup damai bagi masing-masing dari diri. Entah kalau hati.

Assalamualakum wr.wb
Semoga pemilik pesan ini senantiasa dilindungi Tuhannya.
Mari kita panggil pemilik pesan ini “Mas” agar terlihat manis dan tersamarkan.
Pertama aku ingin mengucap maaf jika saat aku menulis catatan ini, aku menuliskannya bukan atas nama cinta. Tapi percayalah, aku menuliskan ini semua dengan penuh cinta. Segala cerita yang pernah ada, dari awal bertemu hingga berpisah lalu bertemu lagi semua tidak luput dari hal-hal mengejutkan dari Tuhan. Sebelum aku sadar bahwa aku mengagumi sosok sederhana yang tidak sanggup melihat orang lain payah. Saat pertemuan pertama kala itu, aku benar-benar tidak mengetahui identitasmu. Bahkan, untuk sekadar namamu. Apa yang kau lakukan saat itu juga cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh semua laki-laki di dunia ini, namun mengapa mampu berkesan padaku? Momen yang tepat, iya. Entah apa yang menjadi alasannya, hal tersebut terlihat ajaib di mataku. Aku tahu ini berlebihan, tapi sudut pandangku menilai itu sama sekali tidak berlebihan. 
Lagi, kala itu aku sedang senang-senangnya menulis cerpen. Hingga suatu ketika aku menciptakan tokoh yang begitu mirip denganmu. Imajinasiku terhadapmu memang sulit diceritakan di sini, dan aku yakin kamu tidak akan sanggup memikirkanya. Yang jelas aku berusaha menghidupi tokoh tersebut dengan penuh kesabaran, kekuatan, dan ke-sotoy-anku tentangmu. Ambisiku terlampau besar untuk membuat tokoh bernama Kafka ini menjadi kembaranmu.
Entah menurutmu ini sebuah kesalahan atau bukan. Namun, seharusnya aku meminta izin dulu padamu. Setelah tahu akibatnya sekarang, aku sadar bahwa aku  tidak berhak akan ini semua. Segala sesuatu yang terlanjur terjadi jangan begitu gegabah disesali. Kalau ada pilihan untuk mensyukuri kenapa harus menangisi. Sial, nyatanya aku tak setegar itu, tetap saja aku menangis dan menutupi mukaku dengan bantal semalaman hingga aku lenyap terbawa kegundahan. 
Kau tahu apa yang membuat aku sebersalah ini? 
Mari temui aku di catatan Episode 2. Aku akan membuat Mas terkejut di sana.
Salam.

Komentar