Ditulis untuk Kamu...



Apakah waktu kelak akan mempertemukan kita kembali? Atau mempertemukan kita dengan momen terkasih, Ramadan? 
Pasti; menjadi jawaban sekaligus doa yang diharap akan nyata.
Saling memaafkan menjadi budaya tak terganti saat idul fitri. Tahun ini masih sama, dan akan terus sama hingga nanti mati. Semoga. Tunggu. Ternyata tak sepenuhnya sama. Ada yang berbeda. Apa? Semua manusia bumi tahu dimana perbedaannya.

Untuk kamu yang berusaha menguatkan diri dari jarak. Tidak ada yang sia-sia. Dunia bisa terasa semakin getir jika terus menyalahkan keadaan. Memang ini kenyataannya, dipasung kerinduan.

Oh iya, pada hal-hal yang belum jua termaafkan. Khususnya pada diri sendiri. Minta maaflah kedirimu dulu. Beri ia apresiasi paling dalam dan paling murni, sebelum orang lain. Kau sadar tidak, bahwa pertarungan paling sengit terjadi pada perasaan dan pikiran masing-masing dari kita?

Selamat berlebaran dari rumah saja.
Kelak kita akan berjumpa, menyapa, dan bercerita dengan keluarga, saudara, dan kerabat tercinta.
Untuk sekarang berjumpa dalam jaringan dulu ya.
Kalau malu, bisa lewat doa. Hehe.

Ditulis bukan untuk menambah kerinduan, tetapi memangkas kesedihan.
Kamu tidak sendiri.

Kediri, dalam gema takbir. 
Menjelang 1 Syawal 1441 H๐Ÿ–ค

Komentar

  1. Makasih Ros, selamat Lebaran juga! ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ’ช

    BalasHapus
  2. Jadi anak kok manis sekali, Ros

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gula jawa kalah ya. Wkwk. Anw, siapa ya kok anonim๐Ÿ™„

      Hapus

Posting Komentar