Bicara Kebiasaan Menunda

sumber: twitter
Siapa di antara kalian yang proscrastinator? Aku rasa pernyataan Piers Steel, seorang ahli tingkah laku manusia akan sedikit menenangkan kalian yang sering menunda pekerjaan. Kata beliau, 95 dari 100 manusia suka menunda pekerjaannya. Itu artinya, kamu masih dalam lingkaran kewajaran. Tapi nih, kalau terus-terusan melakukan aktivitas menunda selain merugi, ternyata bisa juga menjadi gangguan psikologis, Teman.

Aku pernah berdiskusi dengan seorang teman tentang manfaat menunda pekerjaan. Apa? Emang ada manfaatnya? Wkwkwk. Nah ini yang akan aku tulis, berdasarkan pengalaman dan apa yang aku baca.

Procrastination atau kebiasaan menunda adalah aktivitas yang sebenarnya muncul bukan karena seseorang memiliki masalah terhadap waktu atau tugasnya. Namun bermasalah terhadap mood. Kondisi ini tidak permanen, tidak pula muncul sekali waktu. Ia cenderung berulang. 

Hm, setelah menunda suatu pekerjaan, apakah kamu merasa bersalah? Perasaan tersebut muncul karena kamu secara sadar dan sukarela memilih untuk berkata pada dirimu sendiri, "nanti aja deh ngerjainnya." Baru deh kena tomorrow syndrome.

Oke oke. Apa saja sih yang bisa menjadi faktor kamu menunda pekerjaan? Dari karakteristik kerja, ada yang namanya stressor kanan kiri yang memengaruhi. Entah itu tanggung jawab yang kompleks, peran yang ambigu, struktur yang tidak jelas birokrasi, dll. Semakin  seseorang butuh usaha untuk menghadapi stressor tersebut, semakin sulit meregulasi mandiri. Itu artinya semakin besar peluang seseorang untuk menunda pekerjaan. Itulah mengapa Margaret Etwood pernah bilang bahwa kecenderungan menunda bagi seorang penulis itu sangat besar, ya karena setiap halaman baru, kamu akan disajikan lembaran kosong yang perlu kamu isi. Begitu.

Lalu gimana dong?

Ada beberapa tips gabungan dari Emilia dan Samantha Leath yang insyaAllah sedikit demi sedikit bisa diterapkan. Jangan langsung, pelan-pelan. Wkwk.

1. Kalau masalah menundamu terletak pada stressor yang ambigu. Maksudnya, apa yang berhubungan dengan tugasmu masih belum jelas, klarifikasikan dan diskusikan. Biar nemu jawaban.

2. Berhenti menghakimi dirimu dan pekerjaanmu, bahkan saat pekerjaanmu belum tuntas. Asli, ini bikin malas nglanjutin. Hehe. 

Aku pernah baca tulisan orang, "don't spend too much time finding mistakes on it work while u re still in the process of making something. Do it later. But don't let the obsession to perfection hold you from doing what matters or make you think that you are not good enough." Begituu guys.

3. Bikin To Don't List

Misal, gak akan chat doi mulai jam 8 sampai istirahat siang. Atau menjauhkan bantal dari tempat kerja. Atau buka Instagram setelah satu jam full bekerja. Atau apapun. Setiap orang akan beda-beda, yang jelas pasang usaha lebih untuk distraction tersebut. Aku tahu ini sulit pol, tapi buat gratifikasi instan tersebut lebih susah diakses. Diri kalian sendiri yang tahu jawabannya.

4. Don't toggle between assignments. Berapa tab yang kalian buka saat mengerjakan sesuatu di laptop? Dan apakah semuanya berkesinambungan? Yaaa! Multitasking justru menimbulkan masalah baru. Satu aja belum beres kok ya nambah. Duh.

5. Nah kalau ini yang biasa aku lakukan. Ketika suatu tugas diberi deadline, pasang deadline kamu secara pribadi. Aku pribadi lebih suka melihat catatan tugasku sendiri dari pada DL dr sumber penugasan. Biasanya aku pasang deadline H-3 sampai H-1 dari deadline asli, dengan begitu semalas apapun aku, sedikit meminimalisasi keterlambatan dan kegupuhan. Kalau lagi gak malas ya ada tambahan waktu untuk koreksi dan perbaikan.

Oke, mungkin itu dulu. Nanti disambung lagi dengan topik lainnya. 

Remember, everyone falls into the procrastination trap. There's even research to prove it. All that matters is that at some point you put down your distraction and refocus. 

Saling dukung ya.


Komentar