Teruntuk yang Abadi Cintanya

"Aku ingin bercerita tentang malam yang kian pekat. Karenanya aku menggigil rindu dalam hembusan sendu. Namun, aku diharam berkusik"

Pesan hangat yang aku tulis untuk mereka yang sulit kujumpai.
 
Hai ayah, ibu. Rosida di sini baik-baik saja, jaga kesehatan kalian ya.
Ibu yang selalu ngomel "maem ya cie jangan lupa. Jangan kegiatan terus, jangan tidur larut. Kapan bisa pulang?"
Ayah yang selalu gerutu "uangnya kalau habis bilang cie, maem jangan lupa nanti kuliah lancar tapi kalau sakit kan jadi tidak lancar cie,"
Mereka, malaikat yang selalu khawatir dengan jadwal makanku, bukan dengan kuliahku. Mereka yang selalu mengotrol apa yang masuk di perutku. Ini kurasa perhatian paling romantis yang pernah kurasakan. 
Tanpa tersadar, aku yang sedang sibuk mendewasa dan harapku kalian tak terlampau tua,  terlebih Rosida belum bisa apa-apa. Sehat terus untuk kalian cinta abadiku.
Terimakasih dan maaf rindu yang menggebu ini sulit kusampaikan dalam dekapan :') beristirahatlah... .
Yang mencintaimu "putri (sholehah)" ekhem.. Aamiin --yang dikurung sebuah doa.
.
.
Teruntuk adik manisku,
Halo tampan, jangan nakal ya dik. Jaga ibu disana :) Bermainlah secukupnya, belajarlah sebanyaknya. Ambil ilmu2 dari lingkunganmu. Jangan lupa sholat dan ngajimu.
Dik, mari kita bertekad untuk membuat kedua cinta abadi kita tersenyum melihat kita bahagia dengan mimpi kita. Semoga...
Yang lebih manis darimu "Kakak (terbaik)"
--kurung yang ini juga doa.
.
.
Kalian.. kalian.. kalian apa ya? Hmm.. terhebat luar biasa 😍


Yang tercinta paling manis : Rosida Oktavia...


Cinta Abadiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar