Pekan Empat: Produktivitas yang Dipertanyakan [Fake Productivity]


Sudah pernah mendengar istilah produktivitas palsu? atau istilah asiknya fake productivity. Yang penasaran dan ingin evaluasi pola produktivitas, baca sampai akhir ya.

Assalamualaikum, teman-teman. Pekan empat aku akan mencoba mengulas terkait istilah produktif yang akhir-akhir ini sering disuarakan ke telingaku. Aku pernah ada di fase memuja produktivitas. Dari zaman kuliah, obsesiku untuk terus 'bergerak' cukup tinggi, pokoknya harus ada kegiatan. Satu-satunya alasan dari obsesi tersebut adalah menghindari pemikiran-pemikiran jahat ketika nggak ngapa-ngapain. Sebab setiap aku nganggur, aku selalu meresahkan sisi ketidakbergunaanku hingga muncul sikap rendah diri. Dan itu menyiksa pikiran juga mental. Pertanyaannya, apakah banyak kegiatan hingga tidak punya waktu luang adalah wujud produktivitas? Tentu tidak selalu.

Aku suka rebahan, memang nikmat gila. Namun apakah goler-goler dengan gulir-gulir media sosial dikatakan produktif? Dan menata ulang kamar di hari kerja juga wujud produktif? Let me show a productivity definition.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produktif adalah adjektiva yang mampu menghasilkan serta mendatangkan manfaat, hasil yang menguntungkan. Sedang menurut Peter F. Drucker, seorang ekolog sosial yang memiliki definisi produktivitas paling jenius menurutku, mengatakan bahwa produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh faktor-faktor yang akan memberi keluaran yang banyak dengan pengeluaran yang hemat. Dari sini kuncinya adalah sangkil atau efisien.

Do you have your own definitions for concepts or do you use whatever is in dictionary and people's opinions? Aku suka memiliki definisi sendiri berdasarkan dengan tujuan dan pengalamanku. Ini membantuku untuk tidak latah dengan standar manusia lain.

Sebelum membahas kata kunci efisien, mari munculkan terlebih dahulu kata kunci relevansi. Banyak masalah timbul karena lupa atau bahkan belum menentukan tujuan. Terobsesi sibuk padahal yang dikerjakan tidak sesuai target. Misalnya membalas semua pesan tanpa memperhatikan kepentingan, mengikuti semua diskusi, merapikan data berulang kali, menonton YouTube hingga lupa waktu, apa lagi? Apabila kegiatan-kegiatan yang baru saja kusebutkan relevan dengan tujuan kalian, itu produktif bagi kalian. Katakanlah kalian mengikuti semua diskusi dengan tujuan menambah relasi dan berharap menemukan antusias terhadap hal baru. Lagi-lagi semua mindset ya.

Sekarang, seharusnya kita lebih sadar seberapa penting suatu tujuan itu. Nah, setelah relevan, baru masuk ke kata kunci selanjutnya. Efisien; sinonim sangkil. Bagaimana mewujudkan produktivitas yang sangkil. Jika arti sebenarnya dari sangkil adalah berdaya guna dan sesuai, kurasa terlihat kaku, coba dihubungkan dengan eksperimen dari Charles Eisenstein yang mengubah pertanyaan, how can we do things in the most efficient way? ke how can we do things in the most beautiful way? Kalau aku coba interpretasikan, how do I make sure my work is something I am proud of? Something that has quality? Jadi, tidak sekadar banyak dan tuntas, tetapi memiliki nilai. Gak buat kita stres, menyesal, dan juga tidak membuat kita biasa saja. Aku tahu, bukan hal mudah untuk menemukan kegiatan yang tepat sesuai definisi produktivitas yang relevan dan efisien. Jalan keluarnya, coba dulu. Sangkil hadir ketika apa yang dikerjakan tepat sasaran tanpa melukai sekelilingnya. Gitu kira-kira.

Bahaya dari fake productivity ini tidak hanya memengaruhi aktivitas saja, namun juga berdampak pada personalitas. Apalagi jika terus menerus bersembunyi di balik produktivitas palsu. Berikut beberapa pintu keluarnya:

Be mindful with your time. Tidak semua harus kamu hadiri. Pilih kegiatan yang sesuai kebutuhanmu dan membutuhkanmu. Dampak besar akan lebih terlihat dari situ. Seperti kata Imam Syafi'i Rahimullah, "waktu ibarat pedang."

Track progress spesifically. Tiga jam menghadap laptop bukan produktif jika tujuanmu tidak tercapai. Pasang tujuan dan catat perkembanganmu secara objektif dan khusus. Misalnya, dalam 2 jam menulis 500 kata.

Habit selection. Sudah umum sekali ungkapan, "hal kecil berpotensi berdampak besar." Karenanya, coba lakukan diskoneksi pada hal-hal buruk yang mengganggu produktivitas.

Menjadi tidak produktif itu bahaya, namun mengira apa yang kita lakukan itu produktif padahal tidak, akan sia-sia.

Hope this article of productivity resonates with you. And by all means, if it doesn’t, create your own! See you!




Komentar