Bahkan Aku Mewanti-wanti Diriku.

Judulnya sedikit merisaukan ya, Saudara. 

Disclaimer, tulisan ini adalah bentuk penguraian pemikiranku terhadap makhluk Tuhan bernama Lelaki.


Kata mereka lelaki adalah manusia logika

Pikirannya dipenuhi realita dibanding perempuan yang banyak air mata

Kata mereka lelaki mengurangi basa-basi

Timbang perempuan yang sering tapi

Tapi tapi mengapa lelaki satuku ini terkadang membingungkan?

Apakah dia jelmaan perempuan

Ngawur!

Dia hanya memprioritaskan

Dan kamu bukan...

Tahu kan apa yang menjadi lanjutan

Sering atau kurasa selalu membuatku kebingungan

Kadang diratukan kadang pula sangat dianggap teman

Kadang aku begitu bahagia dan menabur benih harapan

Terkadang pula aku menepuk pundakku sendiri untuk menguburnya dalam-dalam

Pernah suatu hari dia mengirimkan pesan

Isinya, keseriusan yang semu 

Tidak main-main katanya

Selalu sama menurutnya

Tapi yang kuterima, tetap rasa penasaran

Iya, aku penasaran yang teramat

Ingin kudengar dari mulutnya

Iya atau tidak

Tapi kapan?

Apa aku harus menunggu antrean?

Apakah menungguku dapat terjamin kelak?

Apakah menungguku adalah sebuah kebanggaan?

Apakah menungguku tidak menyakitkan siapa-siapa?

Penasaranku butuh jawaban

Itu saja

Apapun redaksionalnya, kurasa kedewasaanku sudah cukup menanggung

Segeralah... apapun itu

Tuhan tahu, sangat tahu,

Penantianku akan jawaban

belum kukemas ya.