Petualangan Jati Wesi,
Fiksi Rasa Non Fiksi
![]() |
Instagram Collection |
Bulan lalu aku mengikuti Gathering buku Aroma Karsa di Surabaya. Tepatnya di Graha Pena Jawa Pos. Aku lupa sih waktunya kapan, yang jelas aku kesana menggunakan jasa transportasi umum dari stasiun Malang Kota dan turun di stasiun Kertosono. Aku berencana nulis experience ini sejak lama, tapi kepentok sama DL nulis di salah satu platform dan lanjut UAS akhir semester, wkwk ALASAN!
![]() |
Foto Bersama Mbak Dee |
Sebelum aku beranjak ke pengalaman gathering hari H, aku akan sedikit bercerita asal-usul aku bisa mendapatkan tiket gathering itu cuma-cuma. Waktu itu aku mendapat informasi gathering dari Instagram @bentangpustaka terus aku coba-coba deh daftar, isi formulirnya, dan melengkapi persyaratannya. Eh sepekan kemudian aku dapat kiriman surel isinya kode tiket, tanpa pikir panjang aku langsung memesan tiket kereta untuk menghadiri gathering tersebut, biar nggak kehabisan. Saat itu aku tidak memikirkan bagaimana rapat-rapat organisasi yang aku tinggalkan mendadak. Teman-temanku juga kaget dengan acara yang tengah aku perjuangkan. Anyway, aku nggak serta merta meninggalkan kewajibanku di Malang. Aku masih sangat ingat, kala itu hari Jumat yang pendek. Menyelesaikan segala kewajiban pribadi sekaligus organisasi saat itu sama seperti kerja rodi yang seharusnya dikerjakan 3 hari lalu diborong menjadi sehari, but I'm okay asal gathering ini nggak melayang cuma-cuma.
![]() |
Sudah dapat Acc dosen nih |
Acara Gathering resmi dimulai pukul 19.00 WIB. Kala itu mbak Dee Lestari tampil anggun dan menawan dengan balutan gaun berwarna merah. Acara dibuka dengan video perjalanan Mbak Dee dari awal observasi hingga buku Aroma Karsa terbit.
Sosok-sosok yang ditunggu kemudian muncul bersama Reza Gunawan, suami Dee Lestari. Keduanya menampilkan musikalisasi puisi yang keren. Penonton terhanyut dan tersihir kedalam alunan melodi dan drama musikalisasi tersebut yang ternyata merupakan naskah novel Aroma Karsa Dee Lestari.
"Karena sekali Banaspati, tetap Banaspati." Begitu salah satu kutipan dalam naskah novel Aroma Karsa. Akhirnya, riuh tepuk tangan penonton menyambut kehadiran Dee Lestari.
Siapa
yang tak mengenal Dee Lestari, penulis dengan sejuta prestasi yang menciptakan
karya-karya sastra unik, salah satunya penciuman Jati Wesi dalam buku
terbarunya Aroma Karsa. Pendeknya Jati Wesi, protagonis dalam novel ini adalah
seorang Sherlock Holmes dalam lingkup aroma. Berbeda dengan kita yang hanya
mengidentifikasikan aroma wangi dan busuk, Jati Wesi dapat menjelaskan ribuan
aroma.Bagaimana Dee menciptakan keunikan dalam novelnya?

Berawal dari lontar kuno yang menunjukkan fakta-fakta tentang puspa karsa, bagai dongeng yang menjadi kenyataan. "Porsi pertama akan mengubah nasibmu. Porsi kedua akan mengubah nasib keturunanmu. Porsi ketiga akan mengubah dunia sebagaimana
keinginanmu." (hal 9) Karena itulah tokoh Janirah ingin memburu puspa karsa. Petualangan dalam upaya menemukan puspa karsa mengantarkan pengenalan Raras dengan Jati Wesi yang tinggal di TPA Bantar Gebang. Bukan hanya sebuah ketidaksengajaan tetapi menjadi sebuah anugrah sekaligus tujuan bagi Raras yang berkecimpung dalam bidang kecantikan.
Jati ditangkap karena membuat parfum palsu, namun bukan untuk diproses hukum melainkan diminta bekerja di Perusahaan Kemara milik Raras Priyagung. Sejak awal Raras Priyagung dikemas sebagai seorang pemimpin yang ambisius. Cita-cita terbesarnya hanya untuk memiliki bunga puspa karsa. Perkenalan yang terjalin lebih mistikal dalam novel ini disatukan melalui perburuan bunga puspa karsa yang sakti dan berada pada tempat yang sulit dijangkau bernama Alas Kalingga.
![]() |
Teman baru nih, ketemu di Surabaya |
Lalu bagaimana pembaca dapat terbuai dalam kisah novel ini?
Novel ini disajikan dengan mengawinkan beragam cita rasa dan mitologi Jawa dengan manusia urban. Dee menuliskan novel semi fantasi ini dengan gaya bahasa yang renyah. Pengaruh novel dalam kehidupan sangat nyata. Kisah dalam novel ini mengajarkan bahwa ada kenyataan tentang manusia rakus yang selalu ingin menguasai segala hal. Maka hargailah pendapat orang lain.
Waahh... aku benar-benar excited dan bersyukur bias hadir dalam acara tersebut. Banyak sekali pengalaman dan ilmu yang aku dapat. And finally, semoga aku bisa istiqomah berkarya :) Aamiin