JALAN BARU
(Rosida Eka
Oktaviani Pakartining Madu)
Nyatanya cerita ini sudah
kadaluarsa, tetapi saya tidak peduli dengan tanggal kadaluarsa dari sebuah
cerita. Bagi saya kisah dari sebuah pengalaman itu sangat berharga, walau hanya
sebutir debu. Saya pernah mendengar orang bijak berkata bahwa 'guru terbaik adalah sebuah pengalaman'.
Saya adalah seorang yang
berusaha kuat di depan orang lain. Saya jarang sekali mengeluh karena
kekurangan saya. Saya pikir, untuk apa saya lakukan itu, biarlah saya yang mencoba
mengubah kekurangan saya dengan cara pribadi. Karena salah satu cita saya
adalah dapat menginsipirasi orang lain. Masa itu masa SMA, tahu sendiri bahwa
masa tersebut adalah masa rawan akan lingkungan. Begitu juga yang terjadi pada
saya, saat detik-detik menjelang seleksi dan ujian nasional saya blank.
Mengapa? banyak faktor, salah satunya adalah pemilihan jurusan. Oh, mengapa
harus jurusan? Apakah saya tidak bingung dengan universitas? jawabannya tidak.
Kala itu saya sudah mantap untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri
Malang, entah magnet apa yang berbeda kutub dengan saya. Yang jelas bukan
karena jodoh saya ada di sana.
Saya justru bingung dengan
pemilihan jurusan. Saat SMA saya sudah terlanjur terjun di dunia sains yang
menurut saya bukan bidang saya. Memang benar saya suka menghitung, tapi jika
sudah dihadapkan dengan fisika, kimia saya kibarkan bendera putih saya. Sedikit
cerita aib ya, nilai fisika saya waktu kelas XI itu hasil diskusi saya dengan
guru fisika saya. Saya benar-benar kaget dengan keputusan beliau, tetapi di
balik keputusan super beliau tetap ada syarat dan ketentuan. Apalah dayaku,
saya menyetujuinya walau sejujurnya saya tidak yakin saya mampu menepatinya.
Back to the topic, lalu jika
sains bukan bidang saya mengapa saya memilih sains? alasan pertama sekolah saya
tidak membuka jurusan bahasa. Selanjutnya, jika saya memilih jurusan sosial,
saya tidak pandai menghafal sejarah, apalagi sejarah kelam saya. Jadi
satu-satunya pilhan terbaik pada masanya adalah menjatuhkan diri di dunia
sains. Jika ditanya masalah nyaman atau tidak nyaman, saya jawab nyaman. Karena
memang hanya itulah tempat ternyaman saya waktu itu.
Saat seleksi nasional tanpa test,
saya menjatuhkan pilihan saya pada bidang sains, lalu bahasa. Alhamdulillah
bukan tanpa test rezeki saya. Akhirnya saya mengikuti seleksi bersama dengan
model pilihan yang berbeda,yaitu bahasa, lalu sains. Lebih lebih lebih
Alhamdulillah lagi karena pernyataan lolos di website dapat tepampang nyata,
bukan sekedar angan.
Ada perjuangan besar, di balik
hasil yang besar. Kalian tahu kan kalau bahasa masuk dalam lingkup sosial,
sedangkan pilihan kedua saya adalah sains, so bidang apa yang saya ambil saat
test tersebut. Benar, campuran. Saya harus mengkaji bidang sosial dan sains
sekaligus dalam waktu yang relatif singkat, tidak genap satu bulan. Apa yang
terjadi dengan saya? Stress, bosen, muak, malas, kecewa, dan lelah. Semua
campur, dan dibumbui sedikit air mata yang tiada henti mengalir. Kacau parah,
saya tidak henti-hentinya menyalahkan diri saya, dan sempat berontak dengan pencipta
saya. Hal tersebut terjadi selama 4 hari berturut-turut. Setelah itu saya
berusaha bangkit dari sisi gelap hidup saya, mencoba berjalan mencari setitik
cahaya. Kalian tahu siapa yang menjadi titik cahaya itu? Ya, serangkaian mimpi
saya. Semakin saya mendekat dengan titik cahaya itu, semakin saya menemukan
titik-titik cahaya yang lain, semakin terang, semakin kuat. Tidak mudah untuk
bangkit dari sebuah keterpurukan. Butuh kesiapan mental dan fisik yang matang,
dan siap untuk segala resiko. Saya segera mengobati hubungan dengan Sang Raja
Alam. Segera pula focus dan mengbah kebiasaan lamaku. Karena selalu ada jalan
lain untuk menuju Australia (negara pertama yang wajib aku kunjungi).
Nah spesial
untuk pejuang seleksi, Ros sedikit memberi tips buat kalian yang akan
menghadapi seleksi, entah itu SBMPTN, seleksi mandiri, atau seleksi yang lain,
agar langkah kita jauh lebih efektif. Kita belajar sama-sama ya, kawan.
1.
Berkenalan dengan
Sasaran dan Diri Sendiri
Dalam bahasan ini kalian wajib untuk PDKT dengan musuh, dan diri
sendiri. Mengapa? Karena dengan PDKT itulah akan menunjukanmu jalan yang tepat
langkah, tidak mubadzir waktu dan tenaga. Maka sering-seringlah mencari profil,
dan karakter Perguruan Tinggi yang diincar. Lebih khususnya jurusan yang
diinginkan. Nah untuk yang PDKT dengan diri sendiri, kalian bisa sering-sering
ikut Try Out untuk memetakan kemampuan kalian. Jika perlu yang langsung selaras
dengan tujuan kalian, apakah sains ataukah soshum. Kalau perlu hindari
campuran.
2.
Tentukan Target,
dan Buat Perjanjian
Jika kita menjatuhkan suatu pilihan pasti kita memiliki alasan
pendukung. Oke, dari alasan-alasan itulah kita harus menyusun target. Hal ini
dilakukan agar kita memiliki pandangan yang lurus. Tidak berbelok arah atau
berubah tujuan di tengah perjalanan. Buat pula perjanjian dengan target anda.
Misalnya, target ini wajib dicapai, namun apabila tidak terwujud saya akan bla
bla bla. Jadi kalian juga wajib mempunyai banyak plan untuk suatu hal yang
tidak kalian inginkan. Ingatlah kita hanya sebagai manusia.
3.
Fokus dan Kuasai
Diri
Agar tidak sia-sia kita perlu focus dengan tujuan awal kita. Jangan
goyah apalagi sampai menentang tujuan awal. Hal ini dapat dibantu dengan
penguasaan diri. Ketahuilah karakter yang ada pada diri kita masing-masing.
Pahami apa yang membuat kita nyaman. Dan kerjakan suatu hal yang kiranya
menjadi suatu kewajiban. Jangan mudah terpancing emosi dengan melakukan hal-hal
menyimpang. Tetap bahagia, dan lakukan segalanya dengan senyuman. Termasuk
dalam menyelesaikan soal matematika.
4.
Terapkan Sikap
Percaya Diri
Saat seleksi tiba, kita akan berada di tempat baru, suasana baru, dan
orang-orang baru. Namanya juga baru, tidak mungkin kita tahu apa yang akan
terjadi nanti. Bagi anda yang mempunyai kebiasaan curang, dan kurang percaya
diri, latihlah diri anda untuk siap menghadapi hal tersebut seorang diri. Ada
beberapa hal yang bisa diterapkan agar kepercayaan diri dapat meningkat. Yang
pertama berlatih soal-soal sebanyak mungkin, dan sadar akan kelebihan yang
kalian miliki. Sesekali kita juga perlu menyombongkan diri untuk suatuyang
lebih baik.
5.
Tekun Belajar
Ini adalah hal yang wajib bagi kalian seorang
pelajar. Pelajar tanpa belajar bagai sayur tanpa garam, tak akan ada manusia
yang doyan dengan anda. Baiklah,mungkin ada sedikit tips agar belajar kalian
jauh lebih efektif. Khemm… yang pertama bedakan terlebih dahulu materi yang
kalian anggap mudah dengan materi yang sulit. Ringkas materi itu dengan sistem
kata kunci, jangan lupa bubuhkan warna-warna sebagai pembeda dalam ringkasan. Buat
catatan kecil, untuk kata-kata sulit yang kiranya tak mudah diingat. Atur waktu
sebaik-baiknya.
6.
Dekatkan Diri pada
Pencipta Alam
Manusia hanya perencana, untuk selebihnya Tuhan kita lah yang
menentukan. Jika hubungan kita dengan Tuhan kita berjalan dengan romantis. Bisa
dipastikan Tuhan akan memberi jalan yang terbaik pula. Ingat ya, Tuhan tahu
yang terbaik untuk kita. Tinggal kita bagaimana menjemput sesuatu yang baik itu
dengan waktu kilat.
7.
Orang Tua Supporter
Terbaik Kita
Senantiasa berbagi cerita kita kepada malaikat-malaikat kita dalam
berbagai hal. Bagaimanapun alasannya, mereka yang mengetahui segala
tetekbengeknya kita. So, jangan sia-siakan kesempatan untuk selalu dekat dengan
mereka. Ingat ya selalu meminta restu mereka setiap saat. Ridho Tuhan karena
Ridho mereka.
Baiklah kawan, itu tadi sedikit celoteh saya. Semoga bermanfaat. Oh
iya jangan semua dicopy paste ya, pilah dan pilih terlebih dahulu, mana yang
baik untuk kalian, mana yang tidak. Sukses untuk seleksinya, jangan lupa
bahagia. See you next time! (Ross)